PENDEKATAN INKUIRI
PENDEKATAN INKUIRI
1. Pengertian Pendekatan Inkuiri
Menurut
Piaget, inkuiri merupakan pendekatan yang mempersiapkan peserta didik pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari
jawabannya sendiri, serta menghubungkan jawaban yang satu dengan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik yang
lain. Kuslan dan Stone
(Dahar dan Liliasari 1986, dalam Iskandar, 1996/1997:68) mendefinisikan
“pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid mempelajari
peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuan”.
Hinrichsen
juga menambahkan bahwa (1999) inkuiri mengandung dua makna utama yaitu inkuiri
sebagai inti dari usaha ilmiah dan inkuiri sebagai strategi untuk belajar
mengajar IPA, sebagai strategi mengajar IPA inkuiri merupakan metode yang
mengharuskan siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui pertanyaan
mereka tentang suatu hal, kemudian merencanakan dan melakukan investigasi untuk
menjawab pertanyaan tersebut, melakukan analisis dan mengkomunikasikan hasil
penemuan mereka.
Proses-proses
inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen,
melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis, mensintesis pengetahuan,
mengembangbangkan beberapa sikap yaitu sikap objektif, ingin tahu, terbuka dan
bertanggung jawab. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan penemuan yang
menuntut pengetahuan yang lebih kompleks dibandingkan pendekatan discovery.
Pada pendekatan inkuiri siswa dengan proses mentalnya sendiri dapat menemukan
suatu konsep, sehingga dalam menyusun rancangan percobaan dilakukan atas
kemampuannya sendiri. Pada pendekatan inkuiri, permasalahan dilontarkan oleh
guru, cara pemecahan masalah ditentukan oleh siswa, penemuan kesimpulan juga
dilakukan oleh siswa.
Dalam
sebuah kumpulan definisi inkuiri di inquiry page (2004) menyatakan bahwa inkuiri
merupakan suatu pendekatan pada pembelajaran yang melibatkan suatu proses
penyelidikan yang alami atau material world, yang mendorong siswa
untuk bertanya, membuat penemuan dan menguji penemuan itu melalui penelitian
dalam pencarian suatu pemahaman baru. Inkuiri yang berhubungan dengan
pendidikan IPA harus mencerminkan penyelidikan. Dengan demikian proses belajar
mengajar melalui inkuiri ini selalu melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi dan
eksperimen.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat di simpulkan bahwa pendekatan inkuiri sebagai
suatu model pembelajaran yang terpusat pada siswa, yang mana siswa didorong untuk
terlibat langsung dalam melakukan inkuiri, yaitu bertanya, merumuskan
permasalahan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, berdiskusi dan berkomunikasi. Dengan demikian, siswa menjadi lebih
aktif dan guru hanya berusaha membimbing, melatih dan membiasakan siswa untuk
terampil berfikir (minds-on
activities) karena mereka
mengalami keterlibatan secara mental dan terampil secara fisik (hands-on activities) seperti terampil merangkai alat
percobaan dan sebagainya. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk terampil
berfikir dan terampil secara fisik tersebut merupakan syarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar yaitu tercapainya keterampilan
proses ilmiah, sekaligus sikap ilmiah disamping penguasaan konsep, prinsip,
hukum, dan teori.
2. Tahapan-tahapan Inkuiri
Dalam website
inquiry page UIUC (copyright 1998-2004 inquiry page version 1.35) dinyatakan bahwa proses inkuiri dalam
pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui 5 tahap seperti disajikan pada
gambar 1 berikut :
tahapan
inkuiri terdiri dari 5 tahap yaitu fase bertanya (Ask), fase penyelidikan (investigate),
menghasilkan (create), diskusi
(discuss), dan refleksi (reflect). Setiap langkah dalam proses
ini secara alami mendorong munculnya pertanyaan baru, investigasi, dan peluang
untuk “teachable moments”. Sintaks
proses inkuiri disajikan pada tabel 2.1 berikut :
Tahapan Proses
Inkuiri
|
1. Ask
Siswa
:
Berkeinginan untuk menemukan
sesuatu. Mulai bertanya tentang apa yang hendak diketahui. (yang menjadi
fokus pada tahap ini adalah munculnya pertanyaan atau masalah).
Mulai untuk menggambarkan dan menguraikan
apa artinya.
|
2. Investigate
Siswa
:
Apa yang dipikirkannya itu
diwujudkan dalam tindakan.
Mulai untuk mengumpulkan informasi,
meneliti, mempelajari, bereksperimen, dan mengobservasi (langkah mengumpulkan
informasi menjadi suatu proses memotivasi diri yang secara keseluruhan
dimiliki oleh siswa yang terlibat).
|
3. Create
Siswa
:
Informasi yang telah didapat, pada
tahap ini digabungkan. Siswa mulai membuat hubungan. (kemampuan pada tahap
ini adalah untuk mensintesis pemahaman yang merupakan percikan kekreatifan
yang membentuk semua pengetahuan baru).
Melakukan tugas yang kreatif
membentuk pemahaman baru, gagasan, dan teori yang signifikan diluar
pengalaman utamanya.
|
4. Discuss
Siswa
:
Mulai berbagi gagasan baru mereka
dengan orang lain.
Mulai untuk bertanya pada yang lain
tentang investigasi dan pengalaman mereka sendiri. (bertukar pikiran,
mendiskusikan kesimpulan, dan berbagai pengalaman merupakan semua contoh
tindakan dalam proses ini).
|
5. Reflect
Siswa
:
Menggunakan waktunya untuk melihat
kembali permasalahan awal atau permasalahan baru. Pada tahap ini memungkinkan
untuk kembali pada tahap 1 dan selanjutnya hingga didapatkan penyelesaian
yang lebih berarti.
|
3. Langkah-langkah Pelaksanaan
Pembelajaran Inkuiri
a. Mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, rumusan masalah merupakan
arah yang dicapai dalam pembelajaran. Perumusan masalah harus sesuai dengan materi yang akan
diajarkan dalam pembelajaran IPA.
b. Merumuskan Hipotesis : Dilakukan
dengan diskusi dan harus sesuai dengan kemampuan siswa.
c. Mengumpulkan, mengolah dan
menganalisis data, siswa tentu harus mencari bukti-buktinya dengan arahan guru
dan sumber-sumber harus relevan.
d. Menguji hipotesis : Data yang sudah
dianalisis kemudian disimpulkan dengan mengkaji hipotesis yaitu benar atau
salah. Bila dianggap hipotesisnya kurang tepat, maka langkah ini dapat
digunakan untuk merefisi rumus masalah hipotesis, bila perlu mengulang langkah
ketiga.
e. Merumuskan alternatif-alternatif
pemecahan masalah. Apabila rumusan hipotesis sudah jelas, dan kalau sudah
terkumpul, siswa dibimbing untuk merumuskan alternatif pemecahan masalah.
f. Menetapkan pemecahan masalah tentu
saja dengan bimbingan guru.
4. Jenis-jenis Pendekatan Inkuiri menurut
Sound dan Trowbridge
Sound dan Trowbridge 1973 (Mulayasa,
2008:109) mengemukakan tiga macam model inkuiri sebagai berikut :
1. Inkuiri terpimpin (guide inquiry)
Pada
inkuiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan siswa berdasarkan
petunjuk-petunjuk guru, petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
2. Inkuiri bebas (free inquiry)
Pada
inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan.
Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep
diperoleh sendiri.
3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Pada
inkuiri ini guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Dari
ketiga model inkuiri tersebut, model inkuiri yang penulis gunakan adalah
inkuiri terpimpin. Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut : (1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan
untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang
menantang siswa/problemik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus
terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar
yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4)
adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berdiskusi; (5) partisipasi setiap
siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (6) tidak banyak campur tangan dan
intervensi terhadap kegiatan siswa.
5. Prinsip-prinsip Pendekatan Inkuiri
Dalam penggunaan pembelajaran inkuiri
terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru, diantaranya :
a. Berorientasi pada Pengembangan
Intelektual.
Tujuan
utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Tidak
sebatas penguasaan materi tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan
menemukan sesuatu.
b. Prinsip Interaksi.
Guru
tidak menempatkan diri sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur interaksi
agar siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
c. Prinsip Bertanya.
Guru
berperan sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan
merupakan sebagian dari proses berpikir.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir.
Belajar
bukan sekedar mengingat sejumlah fakta tetapi proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak
reptile, otak limbic, maupun otak neokortek.
e. Prinsip Keterbukaan.
Tugas
guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
dianjurkannya.
6. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan
Inkuiri
Berikut ini adalah beberapa kelebihan
pembelajaran yang menggunakanpembelajaran inkuiri :
a. Bruner (Amin, 1987:133), seorang
psiklog dari Harvard University di Amerika Serikat menyatakan beberapa
keuntungan metode inkuiri sebagai berikut :
1. Siswa akan memahami konsep-konsep
dasar dan ide-ide lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan daya ingat
dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir
inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
4. Mendorong siswa untuk berpikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri.
5. Memberikan kepuasan yang bersifat
intrinsic.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih
merangsang.
7. Pengajaran berubah dari
“teacher-centered” menjadi “student centered”
8. Dapat membentuk dan mengembangkan
konsep diri (self concept)
9. Tingkat pengharapan bertambah.
10. Dapat meningkatkan bakat kemampuan
individu.
11. Dapat menghindarkan siswa dari
cara-cara belajar tradisional (menghafal)
12. Memberikan waktu bagi siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
13. Menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
14. Memberikan ruang kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
15. Sesuai dengan perkembangan psikologi
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
16. Dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
7. Keuntungan Pendekatan Inkuiri
Menurut
Amin (dalam Suryanti, 2009,142) pendekatan inkuri sebagai strategi pembelajaran
memiliki beberapa keuntungan yaitu :
a. Mendorong siswa berfikir dan bekerja
atas inisiatifnya sendiri.
b. Menciptakan suasana akademik yang
mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa.
c. Membantu siswa mengembangkan konsep
diri yang positif.
d. Meningkatkan penghargaan sehingga
siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri.
e. Mengembangkan bakat individual secara
optimal.
f. Menghindarkan siswa dari cara belajar
menghafal.
8. Kekurangan Pendekatan Inkuiri
Adapun kekurangan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan inkuiri, diantaranya :
1. Sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merancang pembelajaran
oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, strategi
pembelajaran inkuiri akan sulit di implementasikan oleh setiap guru, (Sanjaya,
2008:2006).
9. Kesulitan Pembelajaran Inkuiri
Sebagai
suatu strategi yang baru, dalam penerapannya Strategi Pembelajaran
Inkuiri
(SPI) terdapat beberapa kesulitan diantaranya :
a. SPI merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses berpikir yang berstandarkan dua sayap yang sama
penting, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama ini guru sudah terbiasa
dengan pola pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada penyampaian
informasi sehingga sulit untuk mengubahnya.
b. Sejak lama tertanam dalam budaya belajar
siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru
sehingga bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Dengan demikian
sulit untuk mengubah cara belajar mereka sebagai proses berpikir. Akibatnya
mereka akan mengalami kesulitan manakala diajak memecahkan suatu persoalan,
disuruh bertanya dan menjawab pertanyaan.
c. Berhubungan dengan sistem pendidikan
kita yang dianggap tidak konsisten. Sistem pendidikan menganjurkan agar proses
pembelajaran lebih mengarahkan pada cara belajar siswa aktif, tetapi sistem
evaluasi masih berorientasi pada pengembangan aspek kognitif saja. Dengan
demikian guru sebagai pelaksana di lapangan mengalami kebingungan.
10. Penerapan Pendekatan Inkuri dalam
Pembelajaran IPA di SD
Pendekatan
inkuri adalah suatu pendekatan yang menggunakan cara bagaimana atau jalan apa
yang harus ditempuh oleh siswa dengan bimbingan guru sampai pada
penemuan-penemuan.
Piaget dalam Sliman (2007:4)
menjelaskan tentang pendekatan inkuiri sebagai pembelajaran ialah pembelajaran
yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam
arti luas ingin melihat apa
yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol mencari jawaban atas pertanyaan
sendiri, menghubungkan penemuan satu dengan yang lain, membandingkan apa yang
mereka temukan dengan yang orang lain temukan. Menurut (Jorolimek dalam
Najimudin),inkuiri merupakan pendekatan siswa. Melalui pendekatan inkuiri guru
akan membantu mengembangkan keterampilan dan sikap percaya diri dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya. Jika model ini sering digunakan secara
teratur berarti berguna untuk membelajarkan siswa dalam menemukan
masalahnya sendiri dan sekaligus memecahkannya, Pendekatan inkuiri merupakan
proses pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan siswa untuk
memecahkan satu masalah yang dibatasi oleh satu disiplin ilmu. Dalam
menanamkan konsep, misalnya konsep gerak di kelas III SD, pembelajaran ini akan
lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk melakukan dan ikut terlibat
secara aktif dalam menemukan konsep gerak benda yang dibimbing guru.
11. Teori Belajar yang Mendukung
Pendekatan Inkuiri
Menurut
Gegne dalam Dahar, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Teori belajar yang mendukung pendekatan
inkuiri adalah teori perkembangan Piaget, bahwa proses belajar seseorang akan
mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umumnya. Perjenjangan
ini bersifat hierarchies, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan
tidak dapat belajar sesuai yang berada diluar tahap kognitifnya. Teori belajar
Bruner, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Yakni tahap enaktif, dimana
individu melakukan aktivitas dalam usahanya memahami lingkungan. Tahap ikonik
dimana ia melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap
simbolik dimana ia mempunyai gagasan abstrak yang dipengaruhi bahasa dan
logika.
Teori
belajar bermakna Asuabel, belajar seharusnya merupakan apa yang disebut
asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Untuk itu, diperlukan dua
persyaratan yang dikemukakan oleh Relly & Lewis 1983 : materi yang secara
potensial bermakna, dan dipilih serta diatur dan harus sesuai dengan tingkatn
perkembangan siswa. Suatu situasi belajar yang bermakna factor motivasional
mengasimilasi materi baru apabila tidak mempunyai keinginan dan pengetahuan
bagaimana melakukannya.
Pembelajaran Tematik Integratif
Dalam sejarah pengembangannya di era
70an, pembelajaran tematik integratif /terintegrasi (integrated thematic
instruction, ITI) dimaksudkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted
and talented), cerdas, pada program perluasan belajar, dan yang belajar
cepat. Tetapi kini, dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SD kelas
rendah, pembelajaran tematik integratif (terpadu) ini juga digunakan.
A.Beberapa Kelebihan Pembelajaran
Tematik Integratif
Ø Premis utama PTP bahwa peserta didik
memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan
talentanya.
Ø Pembelajaran tematik terpadu dapat
memberikan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis.
Ø Pembelajaran tematik terpadu relevan
untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
Ø Pembelajaran tematik terpadu
akan dapat menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
Ø Pembelajaran tematik terpadu
memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model
pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir
dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses
inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
B.Tahap
Pembelajaran Tematik Terpadu
Adapun tahap-tahap pembelajaran tematik terpadu adalah
sebagai berikut:
·
Tahap
1. Menentukan tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu sangat dimungkinkan untuk
melakukan kesepakatan bersama antara guru dengan peserta didik untuk menentukan
tema yang diminati.
·
Tahap
2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran tematik
terpadu di kelas rendah SD harus mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan tema yang dimuat dalam Kurikulum yang berlaku
(Kurikulum 2013).
·
Tahap
3. Mendesain rencana pembelajaran. Pada tahapan ini tercakup pengorganisasian
sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan
dalam tema yang dilakukan oleh guru.
·
Tahap
4. Aktivitas kelompok dan diskusi. Dalam tahapan terakhir ini, guru dapat
memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa untuk ikut berpartisipasi. Dengan
demikian, akan tercapai berbagi persepektif dari tema. Hal ini membangun guru
dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek (tema).
C. Model Pembelajaran Tematik Integratif
Salah satu model pembelajaran
tematik integratif (terpadu) yang disarankan untuk peserta didik di kelas
rendah SD adalah model jaring laba-laba (webbed
model). Model terpadu ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai
acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat
kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun
antarmata pelajaran. Pembelajaran tematik terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam
dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut
makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam
pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia
adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).
D. Model
pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia
1. Model Hubungan/terkait (connected
model)
Pada
model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa
materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang
menghubungkan materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan
tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan
model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah
konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok
dikembangkan secara terus menerus.
2. Model Jaring laba-laba
(webbed model)
Model pembelajaran ini diawali
dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan
sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran.
Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah
ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah
diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang
berbeda-beda.
3. Model Terpadu
(integrated model)
Model pembelajaran ini
menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata
pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan
menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan
ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata
pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih
mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah
yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.
E. Hakikat pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik mengubah
cara belajar dari menunggu diberitahu oleh guru menjadi mencari tahu di bawah
bimbingan guru. Pengorganisasian pembelajaran aktif akan menciptakan
pembelajaran aktif dan bermakna bagi siswa sehingga siswa memperoleh pemahaman secara
utuh dengan menggunakan pendekatan saintifik. Keuntungan pembelajaran tematik
bagi peserta didik antara lain: a). Lebih mudah memusatkan perhatiannya pada
sebuah tema; b). Dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar dalam sebuah tema;
c). Pembelajaran lebih berkesan dan mendalam; d). Kompetensi dasar dikaitkan
dengan pengalaman peserta didik, sehingga pembelajaran lebih bermakna; e).
Lebih bermanfaat karena materi berbasis tema yang jelas; f). Pembelajar an
lebih menggairahkan karena peserta didik mampu berkomunikasi dengan kehidupan
nyata; dan g). Lebih efisien waktu, karena melalui satu tema dapat dipelajari
beberapa mata pelajaran sekaligus.
F. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
Prinsip dalam penggalian tema:
1). Tema tidak terlalu luas sehingga mudah untuk memadukan mata pelajaran; 2).
Bermakna, sehingga bisa digunakan sebagai bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya; 3). Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; 4). Mampu
menunjukkan sebagian besar minat siswa; 5). Mempertimbangkan peristiwa otentik
(riil); 6). Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat; 7). Mempertimbang
kan ketersediaan sumber belajar. Sedangkan prinsip dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik adalah : 1). Guru tidak bersikap otoriter dan berperan
sebagai single actor yang mendominasi proses pembelajaran;
2).Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan
mempertimbangkan kerja sama kelompok; 3). Guru bersikap akomodatif terhadap
ide-ide yang muncul saat proses pembelajaran yang di luar perencanaan; 4).
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping
penilaian lain. Penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik yang meliputi
lima domain yaitu: konsep, proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap.
G.Langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik
1. Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming
dan menghasilkan kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat
bersifat umum atau khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan
wilayah yang cukup untuk penyelidikan.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah
bimbingan guru mengidentifikasi topik penyelidikan. Pengumpulan data dan
informasi selengkap-lengkapnya tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya
(wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar)
dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak
langsung misalnya buku, koran, atau sumber informasi publik yang lain.
3. Mengusulkan
penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh
informasi, temuan, sintesa yang telah dikembang kan dalam proses penyelidikan
dibahas dengan teman secara berpasang an / dalam kelompok kecil. Saling
mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan /
menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan.
4. Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang
dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan menyusun simpulan serta penerapan dari
temuan-temuannya. Untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap
materi dapat dilakukan melalui evaluasi. Penilaian pembelajaran tematik
menggunakan 5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi; 4)
Kreativitas dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam penilaian
pembelajaran tematik integrative.
H.Langkah-langkah pengelolaan pembelajaran tematik terpadu.
Langkah-langkah mengelola
pembelajaran tematik integrative diawali dari menginventarisir tema dan dipilih
dari tema yang paling sederhana, dekat dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan
perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan
hubungan antar mata pelajaran, kompetensi dasar dan indicator yang disatukan
dalam sebuah tema. Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik
berisi informasi tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu
mempelajari silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekaligus
penilaiannya. Proses tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
I.Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik
a. Menetapkan mata
pelajaran
Semua mata pelajaran yang akan
diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran tersebut dipetakan atas kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
b. Menetapkan KD dan indicator
Setelah melakukan penetapan mata
pelajaran dan memetakan KI dan KD maka guru perlu untuk menterjemahkan
kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator. Indikator merupakan alat ukur yang
akan digunakan oleh guru dalam teknis pembelajaran.
c. Menginventarisir tema
Beberapa mata pelajaran,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indicator akan diikat dengan tema. Tema
merupakan media pemersatu agar penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema
sebaiknya tidak terlalu luas tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang
terlalu luas bisa dijabarkan menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih
spesifik. Sub tema tersebut kemudian dijabarkan dalam materi pembelajaran
seperti contoh dalam skema berikut:
d. Pemetaan
Pemetaan mata pelajaran,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator ke dalam tema merupakan dasar
penyusunan matrik. Pemetaan bisa dilakukan dengan menggunakan format berikut:
e. Menyusun matrik
Pada tahap ini dilakukan
pemetaan keterhubungan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang bisa
disatukan dalam sebuah tema dalam bentuk matriks. Dengan jaringan tema tersebut
akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap
mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi
waktu setiap tema.
Sub Tema 1 Aku Anak Sehat
Pembelajaran 1
f. Menyusun kalender
akademik
Kalender tematik dibuat setelah
matrik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diikat dalam tema selesai
dibuat. Kalender ini sebagai panduan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik yang berfungsi sebagai jadwal pemetaan alokasi waktu tematik.
g. Mempelajari Silabus
Mempelajari Silabus yang
nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP
h. Menyusun Rencana
Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan Permendiknas RI no
81 A bahwa RPP disusun dengan komponen sebagai berikut : 1). Identitas sekolah
(nama sekolah, tema, kelas/semester dan alokasi waktu; 2). Kompetensi Inti
(KI-1, 2, 3 dan 4); 3). Kompetensi Dasar; 4). Indikator Kompetensi; 5). Tujuan
Pembelajaran (sesuai indikator); 6). Materi Pelajaran, yang dikemas dalam satu
tema mencakup esensi materi beberapa mata pelajaran; 7). Metode Pembelajaran,
yang mampu memungkinkan kegiatan belajar aktif dengan pendekatan Saintifik; 8).
Langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari :a) Pendahuluan(merupakan
kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yangditujukan membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik agar siapmengikuti proses
pembelajaran); b). Kegiatan inti(merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaranyang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk
berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembanganfisik
serta psikologis peserta didik). Kegiatan inti dilakukan melalui proses
eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara
terpadu melaluikegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, danmembaca; c). Kegiatan Penutup(merupakankegiatan
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yangdilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian, refleksi, umpanbalik, dan tindak lanjut berupa
penugasan terstruktur dan atau kegiatan mandiri tidakterstruktur; dan 10).
Penilaian yang dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran.
Pembelajaran Tematik Integratif
Dalam sejarah pengembangannya di era
70an, pembelajaran tematik integratif /terintegrasi (integrated thematic
instruction, ITI) dimaksudkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted
and talented), cerdas, pada program perluasan belajar, dan yang belajar
cepat. Tetapi kini, dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SD kelas
rendah, pembelajaran tematik integratif (terpadu) ini juga digunakan.
A.Beberapa Kelebihan Pembelajaran
Tematik Integratif
Ø Premis utama PTP bahwa peserta didik
memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan
talentanya.
Ø Pembelajaran tematik terpadu dapat
memberikan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis.
Ø Pembelajaran tematik terpadu relevan
untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
Ø Pembelajaran tematik terpadu
akan dapat menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
Ø Pembelajaran tematik terpadu
memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model
pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir
dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses
inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
B.Tahap
Pembelajaran Tematik Terpadu
Adapun tahap-tahap pembelajaran tematik terpadu adalah
sebagai berikut:
·
Tahap
1. Menentukan tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu sangat dimungkinkan untuk
melakukan kesepakatan bersama antara guru dengan peserta didik untuk menentukan
tema yang diminati.
·
Tahap
2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran tematik
terpadu di kelas rendah SD harus mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan tema yang dimuat dalam Kurikulum yang berlaku
(Kurikulum 2013).
·
Tahap
3. Mendesain rencana pembelajaran. Pada tahapan ini tercakup pengorganisasian
sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan
dalam tema yang dilakukan oleh guru.
·
Tahap
4. Aktivitas kelompok dan diskusi. Dalam tahapan terakhir ini, guru dapat
memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa untuk ikut berpartisipasi. Dengan
demikian, akan tercapai berbagi persepektif dari tema. Hal ini membangun guru
dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek (tema).
C. Model Pembelajaran Tematik Integratif
Salah satu model pembelajaran
tematik integratif (terpadu) yang disarankan untuk peserta didik di kelas
rendah SD adalah model jaring laba-laba (webbed
model). Model terpadu ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai
acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat
kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun
antarmata pelajaran. Pembelajaran tematik terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam
dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut
makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam
pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia
adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).
D. Model
pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia
1. Model Hubungan/terkait (connected
model)
Pada
model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa
materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang
menghubungkan materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan
tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan
model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah
konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok
dikembangkan secara terus menerus.
2. Model Jaring laba-laba
(webbed model)
Model pembelajaran ini diawali
dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan
sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran.
Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah
ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah
diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang
berbeda-beda.
3. Model Terpadu
(integrated model)
Model pembelajaran ini
menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata
pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan
menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan
ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata
pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih
mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah
yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.
E. Hakikat pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik mengubah
cara belajar dari menunggu diberitahu oleh guru menjadi mencari tahu di bawah
bimbingan guru. Pengorganisasian pembelajaran aktif akan menciptakan
pembelajaran aktif dan bermakna bagi siswa sehingga siswa memperoleh pemahaman secara
utuh dengan menggunakan pendekatan saintifik. Keuntungan pembelajaran tematik
bagi peserta didik antara lain: a). Lebih mudah memusatkan perhatiannya pada
sebuah tema; b). Dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar dalam sebuah tema;
c). Pembelajaran lebih berkesan dan mendalam; d). Kompetensi dasar dikaitkan
dengan pengalaman peserta didik, sehingga pembelajaran lebih bermakna; e).
Lebih bermanfaat karena materi berbasis tema yang jelas; f). Pembelajar an
lebih menggairahkan karena peserta didik mampu berkomunikasi dengan kehidupan
nyata; dan g). Lebih efisien waktu, karena melalui satu tema dapat dipelajari
beberapa mata pelajaran sekaligus.
F. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
Prinsip dalam penggalian tema:
1). Tema tidak terlalu luas sehingga mudah untuk memadukan mata pelajaran; 2).
Bermakna, sehingga bisa digunakan sebagai bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya; 3). Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; 4). Mampu
menunjukkan sebagian besar minat siswa; 5). Mempertimbangkan peristiwa otentik
(riil); 6). Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat; 7). Mempertimbang
kan ketersediaan sumber belajar. Sedangkan prinsip dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik adalah : 1). Guru tidak bersikap otoriter dan berperan
sebagai single actor yang mendominasi proses pembelajaran;
2).Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan
mempertimbangkan kerja sama kelompok; 3). Guru bersikap akomodatif terhadap
ide-ide yang muncul saat proses pembelajaran yang di luar perencanaan; 4).
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping
penilaian lain. Penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik yang meliputi
lima domain yaitu: konsep, proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap.
G.Langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik
1. Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming
dan menghasilkan kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat
bersifat umum atau khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan
wilayah yang cukup untuk penyelidikan.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah
bimbingan guru mengidentifikasi topik penyelidikan. Pengumpulan data dan
informasi selengkap-lengkapnya tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya
(wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar)
dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak
langsung misalnya buku, koran, atau sumber informasi publik yang lain.
3. Mengusulkan
penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh
informasi, temuan, sintesa yang telah dikembang kan dalam proses penyelidikan
dibahas dengan teman secara berpasang an / dalam kelompok kecil. Saling
mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan /
menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan.
4. Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang
dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan menyusun simpulan serta penerapan dari
temuan-temuannya. Untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap
materi dapat dilakukan melalui evaluasi. Penilaian pembelajaran tematik
menggunakan 5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi; 4)
Kreativitas dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam penilaian
pembelajaran tematik integrative.
H.Langkah-langkah pengelolaan pembelajaran tematik terpadu.
Langkah-langkah mengelola
pembelajaran tematik integrative diawali dari menginventarisir tema dan dipilih
dari tema yang paling sederhana, dekat dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan
perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan
hubungan antar mata pelajaran, kompetensi dasar dan indicator yang disatukan
dalam sebuah tema. Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik
berisi informasi tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu
mempelajari silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekaligus
penilaiannya. Proses tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
I.Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik
a. Menetapkan mata
pelajaran
Semua mata pelajaran yang akan
diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran tersebut dipetakan atas kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
b. Menetapkan KD dan indicator
Setelah melakukan penetapan mata
pelajaran dan memetakan KI dan KD maka guru perlu untuk menterjemahkan
kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator. Indikator merupakan alat ukur yang
akan digunakan oleh guru dalam teknis pembelajaran.
c. Menginventarisir tema
Beberapa mata pelajaran,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indicator akan diikat dengan tema. Tema
merupakan media pemersatu agar penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema
sebaiknya tidak terlalu luas tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang
terlalu luas bisa dijabarkan menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih
spesifik. Sub tema tersebut kemudian dijabarkan dalam materi pembelajaran
seperti contoh dalam skema berikut:
d. Pemetaan
Pemetaan mata pelajaran,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator ke dalam tema merupakan dasar
penyusunan matrik. Pemetaan bisa dilakukan dengan menggunakan format berikut:
e. Menyusun matrik
Pada tahap ini dilakukan
pemetaan keterhubungan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang bisa
disatukan dalam sebuah tema dalam bentuk matriks. Dengan jaringan tema tersebut
akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap
mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi
waktu setiap tema.
Sub Tema 1 Aku Anak Sehat
Pembelajaran 1
f. Menyusun kalender
akademik
Kalender tematik dibuat setelah
matrik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diikat dalam tema selesai
dibuat. Kalender ini sebagai panduan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik yang berfungsi sebagai jadwal pemetaan alokasi waktu tematik.
g. Mempelajari Silabus
Mempelajari Silabus yang
nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP
h. Menyusun Rencana
Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan Permendiknas RI no
81 A bahwa RPP disusun dengan komponen sebagai berikut : 1). Identitas sekolah
(nama sekolah, tema, kelas/semester dan alokasi waktu; 2). Kompetensi Inti
(KI-1, 2, 3 dan 4); 3). Kompetensi Dasar; 4). Indikator Kompetensi; 5). Tujuan
Pembelajaran (sesuai indikator); 6). Materi Pelajaran, yang dikemas dalam satu
tema mencakup esensi materi beberapa mata pelajaran; 7). Metode Pembelajaran,
yang mampu memungkinkan kegiatan belajar aktif dengan pendekatan Saintifik; 8).
Langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari :a) Pendahuluan(merupakan
kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yangditujukan membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik agar siapmengikuti proses
pembelajaran); b). Kegiatan inti(merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaranyang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk
berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembanganfisik
serta psikologis peserta didik). Kegiatan inti dilakukan melalui proses
eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara
terpadu melaluikegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, danmembaca; c). Kegiatan Penutup(merupakankegiatan
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yangdilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian, refleksi, umpanbalik, dan tindak lanjut berupa
penugasan terstruktur dan atau kegiatan mandiri tidakterstruktur; dan 10).
Penilaian yang dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Pembelajaran Tematik Integratif
Dalam sejarah pengembangannya di era
70an, pembelajaran tematik integratif /terintegrasi (integrated thematic
instruction, ITI) dimaksudkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted
and talented), cerdas, pada program perluasan belajar, dan yang belajar
cepat. Tetapi kini, dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SD kelas
rendah, pembelajaran tematik integratif (terpadu) ini juga digunakan.
A.Beberapa Kelebihan Pembelajaran
Tematik Integratif
Ø Premis utama PTP bahwa peserta didik
memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan
talentanya.
Ø Pembelajaran tematik terpadu dapat
memberikan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis.
Ø Pembelajaran tematik terpadu relevan
untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
Ø Pembelajaran tematik terpadu
akan dapat menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
Ø Pembelajaran tematik terpadu
memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model
pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir
dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses
inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
B.Tahap
Pembelajaran Tematik Terpadu
Adapun tahap-tahap pembelajaran tematik terpadu adalah
sebagai berikut:
·
Tahap
1. Menentukan tema. Dalam pembelajaran tematik terpadu sangat dimungkinkan untuk
melakukan kesepakatan bersama antara guru dengan peserta didik untuk menentukan
tema yang diminati.
·
Tahap
2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran tematik
terpadu di kelas rendah SD harus mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan tema yang dimuat dalam Kurikulum yang berlaku
(Kurikulum 2013).
·
Tahap
3. Mendesain rencana pembelajaran. Pada tahapan ini tercakup pengorganisasian
sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan
dalam tema yang dilakukan oleh guru.
·
Tahap
4. Aktivitas kelompok dan diskusi. Dalam tahapan terakhir ini, guru dapat
memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa untuk ikut berpartisipasi. Dengan
demikian, akan tercapai berbagi persepektif dari tema. Hal ini membangun guru
dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek (tema).
C. Model Pembelajaran Tematik Integratif
Salah satu model pembelajaran
tematik integratif (terpadu) yang disarankan untuk peserta didik di kelas
rendah SD adalah model jaring laba-laba (webbed
model). Model terpadu ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai
acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat
kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun
antarmata pelajaran. Pembelajaran tematik terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam
dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut
makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh
kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam
pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan
kehidupan manusia. Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia
adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).
D. Model
pembelajaran tematik yang digunakan pada kurikulum di Indonesia
1. Model Hubungan/terkait (connected
model)
Pada
model pembelajaran ini ciri utamanya adalah adanya upaya untuk menghubungkan beberapa
materi (bahan kajian) ke dalam satu disiplin ilmu. Sebuah model penyajian yang
menghubungkan materi satu dengan materi yang lain. Menghubungkan
tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan
model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah
konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok
dikembangkan secara terus menerus.
2. Model Jaring laba-laba
(webbed model)
Model pembelajaran ini diawali
dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan
sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran.
Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah
ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah
diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang
berbeda-beda.
3. Model Terpadu
(integrated model)
Model pembelajaran ini
menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata
pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan
menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan
ketrampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata
pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih
mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah
yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di kurikulum 2013.
E. Hakikat pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik mengubah
cara belajar dari menunggu diberitahu oleh guru menjadi mencari tahu di bawah
bimbingan guru. Pengorganisasian pembelajaran aktif akan menciptakan
pembelajaran aktif dan bermakna bagi siswa sehingga siswa memperoleh pemahaman secara
utuh dengan menggunakan pendekatan saintifik. Keuntungan pembelajaran tematik
bagi peserta didik antara lain: a). Lebih mudah memusatkan perhatiannya pada
sebuah tema; b). Dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar dalam sebuah tema;
c). Pembelajaran lebih berkesan dan mendalam; d). Kompetensi dasar dikaitkan
dengan pengalaman peserta didik, sehingga pembelajaran lebih bermakna; e).
Lebih bermanfaat karena materi berbasis tema yang jelas; f). Pembelajar an
lebih menggairahkan karena peserta didik mampu berkomunikasi dengan kehidupan
nyata; dan g). Lebih efisien waktu, karena melalui satu tema dapat dipelajari
beberapa mata pelajaran sekaligus.
F. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
Prinsip dalam penggalian tema:
1). Tema tidak terlalu luas sehingga mudah untuk memadukan mata pelajaran; 2).
Bermakna, sehingga bisa digunakan sebagai bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya; 3). Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; 4). Mampu
menunjukkan sebagian besar minat siswa; 5). Mempertimbangkan peristiwa otentik
(riil); 6). Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat; 7). Mempertimbang
kan ketersediaan sumber belajar. Sedangkan prinsip dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik adalah : 1). Guru tidak bersikap otoriter dan berperan
sebagai single actor yang mendominasi proses pembelajaran;
2).Pemberian tanggungjawab terhadap individu dan kelompok harus jelas dan
mempertimbangkan kerja sama kelompok; 3). Guru bersikap akomodatif terhadap
ide-ide yang muncul saat proses pembelajaran yang di luar perencanaan; 4).
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping
penilaian lain. Penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik yang meliputi
lima domain yaitu: konsep, proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap.
G.Langkah-langkah penggunaan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran tematik
1. Invitasi/apersepsi
Pada tahap ini guru melakukan brainstrorming
dan menghasilkan kemungkinan topik untuk penyelidikan. Topik dapat
bersifat umum atau khusus, tetapi harus mampu menimbulkan minat siswa dan memberikan
wilayah yang cukup untuk penyelidikan.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini siswa dibawah
bimbingan guru mengidentifikasi topik penyelidikan. Pengumpulan data dan
informasi selengkap-lengkapnya tentang materi dapat dilakukan dengan bertanya
(wawancara), mengamati, membaca, mengidentifikasi, serta menganalisis (menalar)
dari sumber-sumber langsung (tokoh, obyek yang diamati) atau sumber tidak
langsung misalnya buku, koran, atau sumber informasi publik yang lain.
3. Mengusulkan
penjelasan/solusi
Pada tahap ini seluruh
informasi, temuan, sintesa yang telah dikembang kan dalam proses penyelidikan
dibahas dengan teman secara berpasang an / dalam kelompok kecil. Saling
mengkomunikasikan hasil temuan, menguji hipotesis kemudian melaporkan /
menyajikannya di depan kelas untuk menggambarkan temuan setelah pembahasan.
4. Mengambil tindakan
Berdasarkan temuan yang
dilaporkan, siswa menindaklanjuti dengan menyusun simpulan serta penerapan dari
temuan-temuannya. Untuk mengungkap pengetahuan dan penguasaan siswa terhadap
materi dapat dilakukan melalui evaluasi. Penilaian pembelajaran tematik
menggunakan 5 (lima) domain, yaitu 1) Konsep; 2) Proses; 3) Aplikasi; 4)
Kreativitas dan 5) Sikap. Penilaian otentik sesuai diterapkan dalam penilaian
pembelajaran tematik integrative.
H.Langkah-langkah pengelolaan pembelajaran tematik terpadu.
Langkah-langkah mengelola
pembelajaran tematik integrative diawali dari menginventarisir tema dan dipilih
dari tema yang paling sederhana, dekat dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan
perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan
hubungan antar mata pelajaran, kompetensi dasar dan indicator yang disatukan
dalam sebuah tema. Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik
berisi informasi tentang agenda (jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu
mempelajari silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekaligus
penilaiannya. Proses tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
I.Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik
a. Menetapkan mata
pelajaran
Semua mata pelajaran yang akan
diajarkan diinventarisir. Mata pelajaran tersebut dipetakan atas kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
b. Menetapkan KD dan indicator
Setelah melakukan penetapan mata
pelajaran dan memetakan KI dan KD maka guru perlu untuk menterjemahkan
kompetensi dasar (KD) ke dalam indikator. Indikator merupakan alat ukur yang
akan digunakan oleh guru dalam teknis pembelajaran.
c. Menginventarisir tema
Beberapa mata pelajaran,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indicator akan diikat dengan tema. Tema
merupakan media pemersatu agar penyajian pembelajaran bisa terintegrasi. Tema
sebaiknya tidak terlalu luas tetapi juga jangan terlalu sempit. Tema yang
terlalu luas bisa dijabarkan menjadi sub-sub tema atau anak tema yang lebih
spesifik. Sub tema tersebut kemudian dijabarkan dalam materi pembelajaran
seperti contoh dalam skema berikut:
d. Pemetaan
Pemetaan mata pelajaran,
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator ke dalam tema merupakan dasar
penyusunan matrik. Pemetaan bisa dilakukan dengan menggunakan format berikut:
e. Menyusun matrik
Pada tahap ini dilakukan
pemetaan keterhubungan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang bisa
disatukan dalam sebuah tema dalam bentuk matriks. Dengan jaringan tema tersebut
akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap
mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi
waktu setiap tema.
Sub Tema 1 Aku Anak Sehat
Pembelajaran 1
f. Menyusun kalender
akademik
Kalender tematik dibuat setelah
matrik Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diikat dalam tema selesai
dibuat. Kalender ini sebagai panduan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik yang berfungsi sebagai jadwal pemetaan alokasi waktu tematik.
g. Mempelajari Silabus
Mempelajari Silabus yang
nantinya akan dijabarkannya ke dalam RPP
h. Menyusun Rencana
Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan Permendiknas RI no
81 A bahwa RPP disusun dengan komponen sebagai berikut : 1). Identitas sekolah
(nama sekolah, tema, kelas/semester dan alokasi waktu; 2). Kompetensi Inti
(KI-1, 2, 3 dan 4); 3). Kompetensi Dasar; 4). Indikator Kompetensi; 5). Tujuan
Pembelajaran (sesuai indikator); 6). Materi Pelajaran, yang dikemas dalam satu
tema mencakup esensi materi beberapa mata pelajaran; 7). Metode Pembelajaran,
yang mampu memungkinkan kegiatan belajar aktif dengan pendekatan Saintifik; 8).
Langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari :a) Pendahuluan(merupakan
kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yangditujukan membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik agar siapmengikuti proses
pembelajaran); b). Kegiatan inti(merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaranyang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasipeserta didik untuk
berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembanganfisik
serta psikologis peserta didik). Kegiatan inti dilakukan melalui proses
eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara
terpadu melaluikegiatan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, danmembaca; c). Kegiatan Penutup(merupakankegiatan
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yangdilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian, refleksi, umpanbalik, dan tindak lanjut berupa
penugasan terstruktur dan atau kegiatan mandiri tidakterstruktur; dan 10).
Penilaian yang dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran.
http://uukurniawati.wordpress.com/2013/05/17/konsep-dasar-pembelajaran-tematik/
http://ridwanmustofa2403.blogspot.com/2013/04/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran.html
Komentar
Posting Komentar